MISTERI MONSTER MAPINGUARI


Dunia cryptozoology dikemas dengan hewan-hewan aneh dan legendaris. Beberapa dari mereka dianggap makhluk yang pernah menjelajahi dunia ini di zaman prasejarah dan masih ada dalam jumlah kecil meskipun ilmu pengetahuan mengatakan mereka punah. Berikut ini adalah salah satu mahluk tersebut yang dikenal dengan nama Mapinguari
Seperti yang dikutip dariversesofuniverse.blogspot.com, Di antara suku-suku Indian Amazon, legenda mengatakan bahwa terdapat makhluk besar berbulu seperti yeti atau bigfoot di dalam hutan (tidak pernah difoto atau ditangkap).
Mahluk tersebut dijuluki “Mapinguari”, atau Raksasa Penjaga Hutan, oleh orang-orang Indian, juga dikenal oleh ribuan pemburu yang berani berburu ke hutan Amazon setiap tahun. Salah satu orang tersebut, Joao Batista Azevedo, mengatakan ia melihat Mapinguari 20 tahun yang lalu setelah 45 hari naik kano dari sebuah desa.
“Saya sedang ber kano di tepi sungai ketika saya mendengar jeritan, teriakan yang mengerikan,” kata Azevedo yang kepada Reuters.
“Tiba-tiba sesuatu yang tampak seperti seorang pria keluar dari hutan, semua ditutupi rambut. Dia berjalan dengan dua kaki dan untungnya dia tidak berjalan ke arah kami. Saya akan selalu mengingat hari itu”.
Mapinguari adalah rakasa/monster yang dikenal jahat dan menakutkan, salah satu mahluk yang Anda pasti tidak ingin temui di sudut gelap hutan. Kisah seputar mahluk ini telah menjadi legenda dalam pengetahuan masarakat Amerika Selatan, hingga beberapa generasi.
Bahkan sebagai cryptids, Mapinguari terbilang cukup aneh, lebih menakutkan daripada beberapa rakasa danau dan jauh lebih tidak menyenangkan daripada Bigfoot. Mapinguari tampaknya langsung keluar dari layar film fiksi ilmiah atau cerita horor.
Berdiri hingga 3 meter, dengan cakar yang jahat, kakinya menghadap ke belakang dan memiliki mulut ekstra di perut, mahluk mengerikan ini pasti akan membuat anda lari pontang-panting jika mahluk itu tidak menerkam Anda terlebih dahulu.
Padahal, jika laporan-laporan penduduk setempat bisa dipercaya, Anda mungkin akan mencium baunya saat dia datang dan memiliki banyak kesempatan untuk pergi karena Mapinguari dikatakan mengeluarkan aroma yang mengerikan.
Mahluk ini diduga karnivora, dan diceritakan melahap ternak sapi, tetapi tidak pernah ada laporan manusia terbunuh oleh mahluk ini.
Ilmuwan Mainstream dan peneliti mengatakan cryptid menyeramkan ini mungkin tidak nyata, tentu saja. Ini dianggap sebagai legenda lokal dan takhayul, yang diabadikan oleh suku-suku di Amerika Selatan.
Tapi, sebagai makhluk legendaris, Mapinguari adalah salah satu yang paling aneh. Beberapa versi lebih kreatif mengklaim bahwa mahluk ini memiliki satu mata di tengah kepala dan kulit yang kuat yang tak tertembus oleh anak panah.
Mahluk seperti itu tidak mungkin ada bukan?

Apakah Mapinguari adalah Giant Ground Sloth?

Kukang Tanah Raksasa diperkirakan telah punah 10.000 tahun lalu

Beberapa peneliti memiliki teori yang menarik tentang Mapinguari. Beberapa percaya mungkin mapinguari adalah spesies kukang tanah raksasa yang diketahui oleh dunia ilmiah, meskipun secara umum diketahui telah punah, tapi mungkin sekarang ada beberapa yang masih tinggal di kedalaman hutan Amazon.
Seperti Mapinguari, Kukang Tanah Raksasa, berbau dan ganas. Meskipun mereka tidak memangsa manusia, mereka pasti memiliki organ yang diperlukan untuk menakut-nakuti manusia, dan menimbulkan luka yang serius pada manusia jika berpapasan dengan mereka.
Kukang tanah raksasa masih hidup dalam bentuk Mapinguari mungkin tampak seperti hal yang mustahil, tetapi dengan melihat lebih dekat menunjukkan bahwa banyak dari karakteristik spesies tertentu kukang tanah raksasa sama dengan deskripsi dari Mapinguari.


Fosil Megatherium atau Kukang Tanah Raksasa di Museum

Megatherium adalah genus dari kukang tanah raksasa yang telah punah 10.000 tahun yang lalu, tetapi beberapa ilmuwan berpendapat bahwa mahluk itu mungkin masih ada baru-baru ini sekitar abad ke-16. Itu hanya beberapa ratus tahun yang lalu!
Hewan ini cukup besar, berjalan dengan empat kaki, tapi mampu berdiri di kaki belakangnya, dengan tinggi mencapai tiga meter. Memiliki cakar yang luar biasa pada tangan dan kaki yang digunakan untuk menggali dan meraih vegetasi, cakar dan “kaki menghadap ke belakang” dari mapinguari seperti yang dilaporkan mirip dengan cakar dan kaki dari megatherium.


Megatherium: Perhatikan “kakinya” yang menghadap ke belakang

Bahkan mulut di perut dan bau yang mengerikan seperti yang dilaporkan, mungkin tidak begitu terlalu mengada-ada: Kukang ini memiliki kelenjar bau, jadi “mulut di perut” mungkin adalah kelenjar bau pada perut yang dianggap seperti mulut. Kukang tanah adalah vegetarian, jadi jika Anda berkeliaran di sekitar hutan-hutan Brasil Anda mungkin tidak perlu takut, kecuali jika Anda berpakaian seperti tanaman.
Mungkinkah Mapinguari dan kukang raksasa yang diperkirakan telah punah adalah mahluk yang sama?

Sepupu Bigfoot?

Bigfoot Amerika Utara yang terkenal

Beberapa saksi mata dari Mapinguari menyamakannya lebih ke makhluk seperti Bigfoot. Bigfoot dikenal berkeliaran di barat Amerika Utara, tetapi ada laporan penampakan dari seluruh Amerika Utara.
Apakah realis untuk berpikir populasi Bigfoot bisa membuat jalan ke Amerika Selatan?
Salah satu hipotesis utama untuk menjelaskan keberadaan spesies kera besar di Amerika Utara adalah Teori Bigfoot-Giganto. Teori ini memberitahu kita bagaimana kera besar seperti orangutan yang hidup di Asia jutaan tahun yang lalu mungkin telah berevolusi menjadi apa yang sekarang kita kenal sebagai Bigfoot, dan menyeberangi Bering Land Bridge selama zaman es terakhir, kemudian menghuni Amerika Utara.
Jika Bigfoot dapat bermigrasi sejauh itu, maka tidak sulit untuk membayangkan bahwa mereka juga telah melintasi tanah genting Panama kemudian menghuni Amerika Selatan. Tapi Bigfoot, setidaknya versi Amerika Utara, tentu saja tidak memiliki kaki yang menghadap ke belakang dan mulut pada perutnya.
Tentu saja baik Bigfoot ataupun Kukang Tanah Raksasa, keduanya dapat mendiami hutan Amerika Selatan, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa penampakan Mapinguari ini adalah dari sesuatu yang lain selain manusia-kera bipedal.

Rakasa, Kukang Kuno, atau Sesuatu yang lain?

Cryptids seperti Mapinguari, yang tampaknya memiliki benang merah dalam beberapa hewan punah, mungkin adalah yang paling menarik dari semua. Bahkan orang yang paling skeptis pun harus mengakui ada kemungkinan, tidak peduli seberapa besar, bahwa spesies yang telah punah mungkin masih bisa hidup jauh di dalam hutan-hutan dunia. Dengan begitu banyak yang belum dijelajahi, Megatherium masih bisa ada di luar sana.
Selalu masih ada kemungkinan bahwa Mapinguari mungkin spesies yang baru sama sekali, terpisah dari kukang raksasa dan memiliki kategori tersendiri. Dalam bidang cryptozoology, ini adalah ‘cawan suci’. Penemuan hewan baru, terutama hewan yang aneh ini, akan mengundang para peneliti berbondong-bondong masuk ke dalam hutan di Amerika Selatan dan pintu terbuka di berbagai bidang.
Meskipun gagasan bahwa cryptid ini adalah kukang raksasa kuno yang masih hidup sangatlah menarik, sampai saat ini peneliti belum mampu melacak makhluk ini. Tanpa spesimen, hidup atau mati, sulit bagi mainstream ilmu pengetahuan untuk menganggap Mapinguari secara serius. Meskipun banyak penampakan lokal dan cerita, namun hanya ada sedikit bukti yang kuat, dan hutan-hutan Amerika Selatan tidak menyerahkan rahasia mereka dengan mudah.
Bisa jadi mapinguari adalah kukang tanah raksasa yang langka atau salah satu dari nenek moyangnya, yang kita pikir telah hilang dari sejarah, tetapi masih hidup di pelosok hutan. Atau mungkin juga itu hanya imajinasi penduduk setempat, Atau, mungkinkah itu sesuatu yang lain?
Sampai lebih banyak bukti yang ditemukan, kita tidak akan pernah tahu pasti.
 

SPESIES AMFIBI BARU MIRIP CACING RAKSASA DITEMUKAN DI KAMBOJA


Sebuah spesies baru amfibi tak berkaki yang menyerupai cacing tanah raksasa atau ular telah ditemukan di daerah terpencil tetapi terancam di hutan hujan Kamboja.
Seperti yang dikutip dariversesofuniverse.blogspot.com, Makhluk abu-coklat yang disebut Ichthyophis cardamomensis, ditemukan di barat daya Pegunungan Cardamom, Kamboja, sebuah area yang terancam kehilangan habitat, menurut Fauna dan Flora International (FFI).
Spesies baru ini sering disangka ular, karena spesies yang lebih besar dikenal dapat tumbuh hingga 1,5 meter.
Penemuan ini telah dikonfirmasi oleh para ilmuwan awal bulan ini seperti yang dikatakan oleh kepala FFI Kamboja, herpetologis Neang Thy.
“Penemuan ini penting untuk menunjukkan bahwa banyak keanekaragaman hayati Kamboja yang masih belum diketahui dan dipelajari oleh ilmu pengetahuan, dan banyak daerah lainnya yang perlu dilakukan pencarian” kata Thy yang telah meneliti amfibi dan reptil sejak tahun 2003, kepada AFP.
Makhluk ini adalah Caecilian – sebuah Ordo dari amfibi yang terlihat seperti ular atau cacing tanah dan umumnya ditemukan di bawah tanah.

Setelah kubu rezim Khmer Merah digulingkan, Pegunungan Cardamom diketahui adalah rumah bagi berbagai spesies langka, termasuk gajah Asia, namun daerah tersebut menghadapi deforestasi yang meluas. Konservasionis memperingatkan bahwa pembalakan liar dan perusakan habitat lainnya bisa berarti spesies baru ini akan punah tak lama setelah penemuan.
Hutan di Pegunungan Cardamom adalah beberapa daerah terbesar yang tersisa dan menjadi habitat lebih dari 80 spesies yang terancam, termasuk gajah Asia dan Gaur.
Thy mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, keragaman amfibi dan reptil di wilayah Cardamom telah terungkap, termasuk katak, kura-kura, kadal dan buaya.
“Kami masih melakukan studi mengenai daerah ini dan hewan di dalamnya, karena ini adalah wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Khmer Merah dan tertutup untuk penelitian sampai tahun 1990-an,” katanya.

Wilayah Cardamon berada di bawah ancaman dari penebangan, konsesi lahan, dan perusakan habitat lainnya, sehingga spesies-spesies baru yang ditemukan, termasuk Caecilia baru, adalah bahwa mereka dapat ditemukan dan kemudian punah satu tahun berikutnya.
Caecilian memiliki peran berharga dalam ekosistem daerah tropis dan subtropis, termasuk menjadi sumber makanan bagi ular pipa ekor merah (Cylindrophis ruffus). Caecilian makan invertebrata, seperti cacing tanah, semut dan rayap. Caecilian ini memang mirip denganAtretochoana eiselti dan cacing tanah raksasa gipsland
 
diooda